pengalaman dan kegiatan saya waktu di ponpes
haii! perkenalkan nama saya aisyah ifah,disinin saya kan menceritakan pengalaman dan kegiatan saya waktu mondok di ponpes an nur ngrukem pendowoharjo sewon bantul yogyakarta
Saya pesantren sejak lulus SD . Semenjak belum baligh. Saya dipesantrenkan ke ponpes an nur ngrukem bantul dan saya di jenguk orang tua sebulan sekali pada jum'at awal .pesantren saya menganut metode dan konsep yang mirip dengan Pondok Gontor. Baik dari sisi akademis maupun implementasi aturan harian. Kemiripan mencapai 85% kecuali masalah pokok-pokok keagamaan.
Pesantren kami menganut pandangan Aqidah yang dibawa oleh kaum Modernis. Apalagi kalau bukan Salafi. Yang dikenal orang awam sebagai Wahabi. Kitab rujukan Aqidah kami pada saat itu adalah Kitab Tauhid karya Abdullah ibn Abdil Wahhab. So I was Salafi before you guys dear newcomers di ruang Muslim Ittiba'. Haha, shombbhoong amaatt!. 6 bulan pertama pesantren adalah hal yang berat untuk saya. Saya menghabiskan tiap malam dengan menangis karena rindu orangtua dan keluarga. Saya kaget dengan jadwal harian di pesantren. Saya rindu tidur siang.
Kami diwajibkan bangun jam 03.00- 03.30 untuk shalat Tahajud di Masjid. Harus pakai jilbab, gamis dan kaus kaki pula. Bisa dibayangkan dinginnya tertusuk udara dini hari. Mau buang air kecil saja harus pakai baju muslimah lengkap. Abis wudhu kaki basah harus pakai kaus kaki. Padahal satu komplek pesantren isinya cuma perempuan. Saya sampai punya stok kaus kaki segambreng karena harus sering ganti. Setelah shalat tahajud kami disuruh tilawah sambil menunggu azan shubuh. Saya pun sering sekali ketiduran hingga harus mengambil air wudhu lagi ke midho ' (tempat wudhu) yang jaraknya juga lumayan.Setelah shalat shubuh dan tilawah kami diwajibkan berkumpul di depan masjid untuk latihan menghafal mufradat Setelah latihan mufradat kami berhamburan untuk mengantri mandi. Satu kamar yang berisi 20 santri hanya mendapat jatah 2 kamar mandi. Saya sering mandi sebelum shubuh agar tidak kesulitan mengantri.uang makan (math'am) dibuka pukul 06.00 pagi. Seluruh santri yang jumlahnya ratusan harus mengantri hanya dengan dua loket pembagian makan yang tersedia. Belum lagi pegawai pembagi makanan (ummu mathbakh/ Ibu Dapur) umumnya galak-galak.ebelum sekolah pukul 07.00 kami diwajibkan untuk Apel setiap hari untuk mendengarkan taujih (nasehat), informasi sekolah sampai berdoa dipimpin oleh kakak kelas tingkat akhir (niha'i).ami sekolah dari pukul 07.00 - 13.30 dengan jeda waktu istirahat pada pukul 10.00–13.30 dan jeda shalat dzuhur 11.45- 12.30.etelah pulang sekolah kami berganti pakaian dan antri makan siang. Loket makan siang tutup pukul 14.15. Jadi bagi yang tidak keburu antri ya mau tidak mau skip makan siang. Jam 14.30 murattal sudah diputar, 15.00 bel sudah berbunyi memerintahkan kami berangkat ke masjid untuk menunaikan shalat ashar. And yes. Kami tidak tahu apa itu tidur siang kecuali pada hari jum'at. Kami akan dihukum bila terlambat datang ke Masjid. Batas maksimal datang ke masjid adalah 5 menit sebelum adzan.Setelah shalat asar kami kembali ke kamar masing-masing. Setidaknya dalam seminggu ada 3 kali kegiatan setelah shalat ashar yaitu muhawarah (latihan percakapan bahasa arab di kelas), muhadharah (latihan pidato bahasa arab di kelas) dan muhasabah (evaluasi ibadah bersama ustadzah musyrifah/pembina di kamar masing-masing). Kegiatan muhawarah—muhadharah - muhasabah berlangsung hingga pukul 17.00 . Sisanya kami siap mengantri mandi sampai menjelang maghrib. Setelah maghrib berjama'ah di masjid kami tilawah dan mendengarkan taushiyah sampai isya. Kalau tidak ada jadwal taushiyah kami setoran hafalan Qur'an ke wali kelas masing-masing. Ba'da isya kami diperdengarkan siapa saja santri-santri yang melanggar peraturan pesantren dan disidang oleh IST/Imaratus Syu'unit Thalibat (semacam OSIS). Saya sendiri langganan menjadi pelanggar bahasa. Karena di pesantren kami hanya boleh berkomunikasi menggunakan bahasa arab. Ya namanya manusia keceplosan bicara menggunakan bahasa ibu kan wajar. Setelah sidang kami bersiap makan malam dan belajar malam di kelas dari mulai pukul 20.00 -22.00. Bayangkan betapa sempitnya waktu tersedia untuk berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lain. Kami tidur di dipan kecil bertingkat. Satu kamar ada 24–26 penghuni. Total santri saat saya mondok dulu sudah ribuan. Satu pilek, pilek semuanya. Satu santriwati ada kutu, satu kamar jadi kutuan semuanya. 🤣. kami makan menggunakan nampan dan baskom. Say no to piring. Makan berjama'ah lebih niqmad. Motto kami adalah : "seiman sejigong.". kami kerap minum menggunakan toples dan gayung. Bahkan saya pernah makan pakai ember. Memanfaatkan peralatan yang ada Heheehe. Setiap hari hidup kami dikendalikan oleh bel. Dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi. Terlambat dikit ya dihukum. Hidup kami penuh antri. Ke kamar mandi antri, wudhu antri, makan antri, setor hafalan antri. Kalau ada orang yg suka serobot antrian, pesantrenin aja! 😂Segala sesuatu ada aturan hukumnya, jika melanggar ya disidang. Ada klasifikasi pelanggaran mulai dari pelanggaran ringan ke berat. Saya langganan melanggar pelanggaran ringan yaitu pelanggaran bahasa karena keceplosan bicara pakai bahasa Indonesia. Saya santri yang sedang-sedang saja. Paling dihukum karena memakai lipstik, Pelanggaran terberat adalah kabur ke luar pondok tapi beruntungnya tidak ketahuan. Haha.
Comments
Post a Comment